Black Moustache Hello Beauty(ʃ⌣ƪ): Come Back(again)

Selasa, 30 Desember 2014

Come Back(again)

"apa sih? kita kan gak ada apa-apa lagi!"
"bukan gitu, aku pengen jelasin semuanya"
"ah basi! mau ngejelasin apa? udah jelas kok." 
"Cewek itu bukan siapa-siapa aku. dia cuman temen kok. jangan salah paham gitu"
semua orang yang ada disekitar melirik kearah mereka berdua seolah-olah lelaki itu sudah berbuat macam-macam kepada rara
"oh iya? lalu apa pesan pesan yang ada di hp kamu? jangan kamu kira aku tuh bodoh ya. Kenapa sih kamu gak pernah nghargain aku sedikit? aku tuh pacar kamu. aku tinggal les sejam aja kamu telponan sama dia? aku kurang apa buat kamu di?" rara menahan tangisnya sambil menundukan pandangannya.

"tapii...."
lelaki itu mencoba mengelak membela dirinya sendiri.PLAKKK! Rara menampar lelaki yang benar-benar menguras emosinya. Rara langsung menjauh dan pergi tanpa menoleh sedikitpun kebelakang.

"Hey kok bengong sih? ra woyy!!!!! lo kenape hah? what do you feel coy?"
Semi membuyarkan lamunan rara.
'kenapa harus teringat kejadian itu?' rara mengoceh didalam hati.
"euy haha gapapa kok. gimana ulangan tadi mi? sukses?"
"Sukses sist. ya sukses nyontek maksudnya hahaha"
rara dan semi tertawa bersama.sambil menyeruput es teh nya, rara kembali berbicara
"aelah sukses lah orang yang ngawas aja guru baik begitu"
Semi memalingkan mukanya kearah rara.
"hahaha tau aja sih, ya pokoknya hasil ulangan nanti bagus atau nggaknya tuh 80% tergantung pengawasnya." semi kembali membela dan secara tidak langsung dia menegaskan bahwa 'menyontek' itu tidak salah. Ya bagi rara menyontek memang tidak salah, tapi hal itu sangat mengganggu sekali bagi yang dimintai contekan. Ya bayangkan saja orang lain sedang mengerjakan ulangan sekonsen-konsennya eh ada yang 'ssttt nomer 9 udah belum?' dan tentu saja tatapan itu tidak hanya menatap wajah yang dimintai contekan, tapi tatapan itu mengarah pada kertas ulangan yang sedang dikerjakan. si pencontek memastikan kalo orang yang ia mintai contekan tidak pelit.
   
      Rara dan semi kembali kekelas. Di kelas rara melihat ardi, ya mantan pacarnya yang setahun lalu rara tampar begitu saja karena sakit hati. Dan rara merasa dirinya cewek paling apes karena dulu pernah pacaran sama anak sekelasnya. Ya pada akhirnya rara susah move-on, rara berfikir 'Ya gimana mau move on? orang dia sekelas sama gue!' jawaban rara selalu begitu apabila ditanya 'ra kapan mau move-on?' 'ra gak bosen nginget yang dulu?' dengan berpuluh-puluh pertayaan rara sebisa mungkin membela dirinya dan kalo susah move on itu bukan salah dia, tapi salah keadaan 'ya kenapa dia sekelas sama gue?! kalo nanti gue udah lulus gue juga bakal move kok'.
    Tatapan ardi beralih, yang tadi mengarah pada hp-nya kini tanpa sengaja dia melirik rara, dan tanpa disangka rara juga diam-diam meliriknya. Rara yang kepergok melirik ardi, ia menjadi salah tingkah sedangkan ardi tetap santai dan kembali memainkan hp-nya.
"heh kalo belum move mending balikan aja deh. kasian gue ngeliat lu ra, saraf-saraf di mata lu bisa-bisa putus ngeliatin ardi. pasti setiap ardi lagi ngapain lu liatin, lu gak capek apa ra?"
"kok lu bisa tau gue lagi nglirik ardi?"
"yaelah dari gelagat lu juga gue tau ra. gue tuh temenan sama lu udah 3 tahun, gue tau lah ciri-ciri lu lagi jatuh cinta, ciri-ciri lu lagi patah hati dan sampai saat ini lo memperlihatkan ciri-ciri lo yang susah moveon itu."
"gue bukan susah moveon, tapi waktu aja yang belum berbaik hati"
"sampe kapan lu ngelak terus dengan jawaban 'gue bukan susah moveon kok' ya lo pikir, gimana lu mau moveon kalo lu gak berusaha move ke yang lebih baru."
rara terdiam. ia kembali mencerna ucapan semi tadi. Ia merasa sudah melakukan usahan untuk moveon, ya walaupun dengan cara mencari gebetan adik kelas tapi tetap saja rara tidak bisa moveon dari ardi. Setiap ardi ngobrol sama anak cewek kelas sebelah rara ngerasa cemburu. tapi rara sadar 'siapa gue berhak cemburu. toh ini yang dia pengen dari dulu. dia pengen lepas dari gue'
Semi kembali membaca novelnya, dan rara masih terdiam kembali berkutat dengan hati dan pikirannya yang kacau. Pikiran rara ingin rara move, tapi hati rara masih stuck dimasa lalu.
Rara mencoba konsen pada pelajaran matematka pak Diki tapi siapa duga? ia terngiang-ngiang ucapan semi. 'ah semi sih bilang kayak gitu! gue mana bisa konsen kan' 
       Sepulang sekolah rara langsung menuju kamar, dan menyalakan speaker sekeras-kerasnya. seperti biasa apabila ia merasa dirinya sedang kacau ia akan menyanyikan lagu-lagu yang akan sedikit menghibur hatinya.
"YEAAAHHHHH WHEN YOUR GONE, THE PIECES OF MY HEART ARE MISSING YOU, WHEEENNNN YOUUURRRR GONEEEEEEE....."
Rara menyanyikan itu penuh dengan perasaan. dan tanpa sengaja terputar lagu sheila on seven-Anugrah terindah yang ernah kumiliki, deg! rara kembali teringat sesuatu, ardi pernah menyanyikan lagu ini, awalnya rara tidak suka lagu ini tapi ketika ardi yang mengcover lagu ini entah mengapa rara menyukainya.
"ah tuhan, apa mungkin aku gabisa moveon?" rara mengeluh didalam hatinya.
drrrttt...ddrtttt
rara meraih handphonenya yang bergetar. dan membuka pesan tersebut. rara merasa pernah tau nomer yang mengirim pesan kepadanya, tapi......ah iya rara ingat!

from: 08967546xxx
hai ra? apa kabar? hehe ini ardi ra. lama banget ya gak kontekan."

sudah rara duga itu ardi! rara masih ingat nomer belakang ardi walaupun ia sudah mengapus semua pesan dan nomer ardi.
tanpa pikir panjang rara memencet tombol-tombol qwerty di hpnya

To: 08967546xxx
hmm hai ardi, rara alhamdulillah baik. ardi sih gimana? aduh iya udah lama banget ya hahaa kenapa? kangen ya?
tapi pesan itu tidak dikirim, rara mencoba merubah kata-katanya 'ah kayaknya gue terlalu antusias kalo jawabnya begini' pikir rara

To: 08967546xxx
hai. baik. haha iya ya.

rara menekan tombol send dihpnya. dan 3 menit.....8 menit.......10 menit.......15......30....menit kemudian tidak ada balasan dari ardi. Ini yang rara takutin pasti ia selalu waswas. rara sebentar-sebentar melirik hpnya siapa tau ardi membalas

drrrtt..drrttt

from: 08967546xxx
syukur dong kalo gitu. oiya lagi apa ra? ardi ganggu rara ya?

jantung rara berdetak lebih cepat dari biasanya. 'haduh masa gue suka. ah kenapa ardi harus sms begini sih' rara ngdumel didalam hati akhirnya iya ng-fly. rara jadi kegeeran ia kembali mebaca pesan pesan dari ardi, rara merasa ardi sedang mendekatinya. ada perasaan senang dihati rara tapi 'di, kenapa lo balik lagi? kenapa gak pergi aja yang jauh biar gue bisa moveon' 
Keesokan harinya ardi tersenyum dan menyapa rara dikelas. tentu saja semi heran 'kok? katanya mau moveon' tapi semi tidak memperdulikannya. pertama emang rara susah kao dinasehatin dan kedua itu bukan urusan semi.
      Rara tersenyum malu-malu kepada ardi. Ia jadi ingat waktu ia pedekate dengan ardi. senyuman itu membuat rara kembali kemasa-masa setahun yang lalu. Rara hari ini tidak menampakkan muka-muka susah moveonnya. kalian pasti bertanya-tanya 'bagaimana muka susah moveon itu?' oh tentu saja hanya rara yang tahu. seminggu berlalu ardi semakin perhatian kepadanya, ardi juga terkadang mengajak ngobrol rara duluan. Rara dengan senang hati mengobrol dengan ardi seakan-akan rara sudah melupakan hal yang pernah terjadi dihubungannya setahun lalu. semi makin aneh dengan sikap rara, tapi semi juga senang karena rara sudah bisa move walaupun pada orang yang sama.
"Sem, lo tau gak sih ardi semalem telponan sama gue. dia bikin ngfly gue mi!"
"terus?" jawab semi datar. semi agak tidak suka walaupun ia sekarang melihat rara bahagia
"kok lu judes gitu sih sem, lo cemburu? lo suka sama ardi?" tanya rara penuh menyelidik
"duh ra, gini loh gue bukannya cemburu tapi gue gak suka kalo nanti lo balik lagi ke ardi. Lo jangan kayak keledai deh ra yang bodoh banget sampe nanti harus jatuh kelubang yang sama. gue sahabat lo ra, dan mana mungkin gue cemburu sama lo dan ardi. tapi gue hanya mengingatkan lo aja. kalo ardi itu emang bukan yang terbaik buat lo ra. inget deh kejadian-kejadian yang lo alamin dulu, yang bisa bikin lo nangis dan akhirnya lo nampar dia. inget ra!"
rara tercengang mendengar omongan semi yang panjang lebar dan tentunya menusuk hati rara. pikiran rara kahirnya sedikit terbuka, tapi......
"tapi sem.....dia pasti bakal berubah kok" rara membela, bahwa hati dan pikirannya tidak mungkin salah.
"haduh ra, terserah deh. pokoknya gue udah ngingetin elu. gue gak mau lagi ngeliat lo nangis!"
ancaman semi tentu membuat rara kaget.

4 minggu kemudian....

"ra" sapa ardi sambil melihat rara yang memainkan kelopak bunga
"iya di? kenapa?" nadaa suara rara yang lembut membuat siapapun yang mendengarnya pasti 'euh' banget.
"gini, gue pengen lo balik lagi ke gue ra. maafin kesalahan gue yang dulu."
rara terpaku mendengar ucapan ardi. rara juga menimbang-nimbang apakah ia punya perasaan lebih untuk ardi. setelah kejadian semi menasehatinya rara mencoba biasa aja terhadap ardi. ia menahan perasaannya. dan kini membuahkan hasil, rara tidak jadi rara yang dag-dig dug jantungnya apabila berdekatan dengan ardi. rara juga kadang tidak memikirkan ardi lagi. Rara juga heran, kenapa bisa begini. mungkin waktu sudah berbaik hati padanya.
"apa di?" rara berfikir kembali, ia ingin meng-iya kan tawaran ardi dan membuktikan bahwa ardi bisa berubah. tidak seperti yang semi pikir. akhirnya rara meng-iya-kan tawaran ardi. ardi pun terlihat senang sekali. 'jangan kecewakan ara lagi ya, di' ucap rara dalam hati.
sebulan, dua bulan, tiga bulan pun berlalu. masalah terus aja datang. bukan berarti setelah balikan masalah tidak dateng lagi. Ardi kembali menjadi ardi yang dulu, yang cuek tidak seperti ardi yang mendekatinya dan memperhatikannya.
       Rara heran, rara igin membuktikan bahwa ucapan semi itu tidak benar. tapi kenyataanya makin kesini ardi makin cuek seolah tidak memperdulikan rara. Hati dan pikiran rara yang dulu biasa aja kepada ardi tapi setelah rara menerimanya kembali ia merasa fallin' again terhadap ardi. dan  ardi malah acuh tak acuh terhadapnya? rara bingung. ia mencoba tidak bercerita kepada semi. rara mencoba terlihat 'i'm fine' dihadapan semi. tapi....
"ra kenapa hei? kok bengong?"
ketauan juga. mungkin bener sahabat pasti tau apa yang kita rasain.
"ah gapapa kok" rara mencoba mengelak. tapi semi terus mengintrogasinya dengan berbagai macam pertanyaan. dan akhirnya rara menceritakannya kepada semi. rara pikir mungkin ia juga tidak bisa menanggungnya sendirian.
"raaaa kata gue juga apa. ardi emang banyak tingkah. ra udah deh sekarang mending putusin ardi."
"tapi sem....."
semi tidak berkata lagi. ia tau rara pasti akan mencoba mengelak setelah sekian ratus kali rara mencoba mengelak dengan kata 'tapiiiii'
dan pada waktu itu juga rara meminta putus terhadap ardi, dan ardi mengaku bahwa ia telah mempunyai pacar lagi yang satu sekolah. dan hebat! Rara tidak tau, ia tidak mecurigai ardi sama sekali. Rara pun terima, dan tidak ingin menampar ardi lagi karena rara berfikir apagunanya juga.
Rara kini fokus terhadap ujian nasional yang akan ia hadapi 2 bulan lagi. Kini ia berterimakasih kepada waktu. "terimakasih. karna akhirnya terbukti juga ya. gue yakin semua akan indah pada waktunya!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar