Black Moustache Hello Beauty(ʃ⌣ƪ): Mei 2015

Sabtu, 23 Mei 2015

PERKEMBANGANN ISLAM DIINDONESIA

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

A. MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan seperti Animisme, Dinamisme, Hindu dan Budha telah dianut oleh masyarakat Indonesia. Bahkan pada abad 7-12 M di beberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan budha.
Menurut hasil seminar “Masuknya Islam di Indonesia,” pada tanggal 17-20 Maret 1963 di Medan yang dihadiri oleh sejumlah budayawan dan sejarawan Indonesia, disebut bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada abad pertama Hijriah (kira-kira abad 8 Masehi) .
Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu:
q  Jalur utara, dengan rute: Arab (Mekah dan Madinah)  ð Damaskus  ð Bagdad ð Gujarat (Pantai Barat India) ð Srilanka ðIndonesia
q  Jalur selatan, dengan rute: Arab (Mekah dan Madinah) ð Yaman ð Gujarat ð Srilangka ð Indonesia
Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Pantai Sumatera bagian utara. Berawal dari daerah itulah  Islam mulai menyebar ke berbagai pelosok Indonesia, yaitu: wilayah-wilayah Pulau Sumatera (selain pantai Sumatera bagian utara), Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku dan sekitarnya, dalam kurun waktu yang berbeda-beda.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama Islam telah  tersebar ke seluruh pelosok kepulauan Indonesia, sehingga mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam. Hal itu disebabkan Antara lain sebagai berikut:
q  Adanya dorongan kewajiban bagi setiap muslim/muslimat, khususnya para ulamanya, untuk berdakwah mensyiarkan Islam  sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda yang artinya, “Sampaikanlah olehmu apa-apa yang berasak dari padaku, walau hanya satu ayat.” (Al-Hadis)
q  Adanya kesungguhan hati dan keuletan para juru dakwah untuk berdakwah secara terus-menerus kepada keluarga, para tetangga, dan masyarakat sekitarnya. Mereka berdakwah sesuai tuntutan Allah SWT dan rasul-Nya, yakni: tidak dengan paksaan dan kekerasan (peperangan), dengan bijaksana (bil-hikmah), dengan pengajaran yang baik (mau’izatul  hasanah), dengan bertukar pikiran disertai dengan argumentasi-argumentasi yang benar dan tepat, dan dengan contoh teladan yang betul-betul Islami. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya: “Serulah (manusia)kepada jalan Tuhanmu dengan hikamah (perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan Antara yang baik dengan yang batil ) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (Q.S. An-Nahl, 16:125)
q  Persyaratan untuk masuk Islam sangat mudah, seseirang telah dianggap masuk Islam hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Demikian juga dengan ajaran-ajaran Islam, mudah dipahami dan diamalkan oleh sedenap rakyat Indonesia. Upacara-upacara dalam agama Islam lebih sederhana dibandingkan dengan upacara-upacara dalam agama lainnya.
q  Ajaran Islam tentang persamaan dan tidak adanya system kasta dan diskriminasi mudah  menarik simpati rakyat, terutama lapisan bawah.
q  Banyak raja-raja Isalm yang ada diberbagai wilayah Indonesia ikut berperan aktif melaksanakan kegiatan dakwah Islamiyah, khususnya terhadap rakyat mereka. Umumnya apa yang dianjurkan oleh para raja senantiasa ditaati oleh rakyatnya.

KERAJAAN ISLAM MOGHUL INDIA

Raja Muhammad Zahirudin Babur adalah raja pertama sekaligus pendiri Dinasti Moghul. Ia memerintah sejak 1526-1530 M. Masa kepemimpinannnya digunakan untuk membangun fondasi pemerintahan. Awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-pihak musuh, utamanya dari kalangan Hindu yang tidak menyukai berdirinya Kerajaan Mughal. Orang-orang Hindu ini segera menyusun kekuatan gabungan, namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529 M. Setahun kemudian yakni pada tahun 1530 M, Babur meninggal dunia.
Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556 M) dimasa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karena banyak perlawanan dari musuh-musuhnya.Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi.Pada tahun 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari Qanauj (Afganistan) yang mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia.Atas bantuan Raja Persia (Safawiyah)yang bernama Tahmasp. Setelah lima belas tahun menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia,Humayun berhasil merebut Delhi tahun 1555 M.Setahun setelah itu, yakni pada tahun 1556 M. Humayun meninggal dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaanya.
Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Ketika menerima tahta kerajaan Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, seorang penganut Syi'ah. Diawal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang paling mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan dan ditangkap, kemudian dieksekusi.
Setelah Raja Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi'ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M.
Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayahyang sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.Para pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer.
Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke arah Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh pemerintahan Mughal. Menurut Abu Su'ud, dengan keberhasilan ini Akbar bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa (nasional). Maka kebijakan yang dijalankannya tidak begitu menonjolkan spirit Islam, tetapi bagaimana mempersatukan berbagai etnis yang membangun dinastinya. Inilah yang kemudian dikenal denganpolitik Sulhul Kull atau toleransi universal, yaitupolitik yang memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi.
Penguasa keempat adalah Jahangir (1605-1628 M), putra Akbar. Jahangir adalah penganut Ahlusunah wal jamaah, sehingga apa yang ayahnya ciptakan menjadi hilang pengaruhnya. Dari situ muncul berbagai pemberontakan, terutama oleh putranya sendiri, Kurram. Kurram berhasil menangkap ayahnya, tapi berkat permaisuri kerajaan permusuhan antara ayah dan anak ini bisa dipadamkan.
Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta setelah mengalahkan saudaranya, Asaf Khan. Kurram bergelar Shah Jahan (1627-1658 M). pada masa ini banyak terjadi pemberontakan, terutama dari kalangan keluarga kerajaan.
Aurangzeb, panglima dan juga putra ketiga Shah Jahan berhasil memadamkan pemberontakan dari keturunan Lodi. Keberhasilan Aurangzeb membuat saudara tertuanya, Dara, merasa iri dan menuduh ingin merebut tahta kerajaan. Namun ketangguhan Aurangzeb berhasil mengalahkan saudaranya sekaligus menangkap ayahnya, Shah Jahan. Hal ini pernah dilakukan sendiri oleh Shah Jahan terhadap kakek Aurangzeb (Jahangir).
Jahangir Aurangzeb (1658-1707 M) menggantikan ayahnya, Shah Jahan. Kebijakan Aurangzeb sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh para pendahulunya terutama buyutnya, Akbar Khan. Ia melarang berjudi, minuman keras, upacara sati, serta membolehkan pengrusakan kuil-kuil Hindu. Kebijakan ini menimbulkan banyak pemberontakan terutama dari kalangan Hindu. Namun karena kekuatan pasukan Aurangzeb, semua pemberontakan dapat dipadamkan. Kebesaran namanya sejajar dengan kebesaran nama buyutnya, Akbar Khan.

Kejayaan Kerajaan Mughal
Kejayaan Kerajaan Mughaldicapai ditandai dengan majunya peradaban di berbagai bidang yang diantaranya:
Bidang Politik
Politik Sulhul Kull pada masa Raja Akbar Khan berhasil menyatukan rakyat Islam, Hindu, dan penganut lainnya.
Bidang Militer
Pasukan Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat. Terdiri dari pasukan gajah, berkuda, dan meriam. Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik yang dikepalai oleh Sipah Salar.
Bidang ekonomi,
Memajukan pertanian yang hasilnya terdiri dari padi, kacang, tebu, kapas, tembakau, dan rempah-rempah. Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang mengurusi hasil pertanian serta hubungan dengan para petani. Industri tenun juga banyak diekspor ke Eropa, Asia Tenggara dll. Masa Jahangir, investor diizinkan menanamkan investasinya, seperti mendirikan pabrik.
Bidang Seni
Jahangir merupakan salah satu pelukis terhebat. Mughal juga terkenal dengan ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Diantara bangunan yang terkenal: benteng merah, makam kerajaan, masjid Delhi, dan yang paling popular adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang dibangun oleh Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Noor Mumtaz Mahal yang cantik jelita.
Bidang Sastra
Banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India. Bahasa Urdu yang berkembang di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai oleh rakyat India dan Pakistan sampai sekarang.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Syah Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan di Lucknow.Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh seorang guru.

Kemunduran Kerajaan Mughal
Kehidupan seperti roda berputar, kadang di atas kadang di bawah. Demikian pula halnya Dinasti Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan Muslim terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.
Sepeninggalan Aurangzeb pada 1707 M, kesultanan mughal mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran karena generasi pemimpin selanjutanya sangat lemah.Tercatat sultan-sultan pasca Aurangzeb adalah sebagai berikut:
Bahadur Shah (1707-1712)
Jahandar Shah (1712-1713)
Furrukhsiyar (1713-1719)
Rafi ul-Darjat (1719-1719)
Rafi ud-Daulat (1719-1719)
Nikusiyar (1719-1743)
Mohammed Ibrahim (1720-1744)
Muhammad Shah (1719-1720, 1720-1748)
Ahmad Shah Bahadur (1748-1754)
Alamgir II (1754-1759)
Shah Jahan III (1759-1759)
Shah Alam II (1759-1806)
Akbar Shah II (1806-1837)
Bahadur Shah II (1837-1857)

Kemunduran ini ditandai dengan konflik dikalangan keluarga kerajaan, yang intinya adalah saling berebut kekuasaan. Keturunan Babur hampir semuanya memiliki watak yang keras dan ambisius, sebagaimana nenek moyang mereka yaitu Timur Lenk yang juga memiliki sifat demikian.Ketika Jehangir menggantikan Abbas I, ia mendapat tentangan dari saudaranya, Khusraw yang juga ingin tampil sebagai penguasa Mughal. Lalu saat Syah Jihan menggantikan Jehangir, giliran ibu tiri beliau yang menentang karena ingin anaknya yaitu Khurram, menggantikan Jehangir. Begitu pun saat Syah Jihan mulai mendekati ajalnya, anak-anak Syah Jihan diantaranya Aurangzeb, Dara siqah, Shujah, dan Murad Bakhs saling berebut kekuasaan hingga menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan.
Faktor lainnya yang sangat berpengaruh adalah serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. Serangan ini mulanya dilakukan oleh kerajaan Safawi di persia yang memperebutkan wilayah Qandahar. Pada 1622 M, daerah ini berhasil dikuasai oleh Safawi. Pada 1739 M, Nadir Syah dari Safawi menyerbu Mughal dengan alasan bahwa Mughal tidak mau menerima duta bangsa yang dikirim olehnya. Lalu disusul ketegangan dengan Afganistan pada masa pemerintahan Muhammad Syah, kerajaan Mughal mendapat serangan dari suku afgan yang dipimpin oleh Ahmad Syah. Pada 1748 Ahmad Syah berhasil menguasai Lahore.
Pemberontakan Hindu juga turut memperkeruh suasana. Hindu yang merupakan mayoritas di sana, tidak senang menjadi warga kelas dua dibandingkan islam yang menjadi warga kelas satu padahal jumlahnya minoritas.Wajah Islam di India pada masa Aurangzeb tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra Islam yang tampak “redup” beberapa dasawarsa sebelumnya. Ia giat mengembalikan kemurnian Islam. Usaha ini patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan seorang Aurangzeb terhadap Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang mensponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak kekerasan terhadap pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak tempat ibadah agama lain, bukanlah pesan Islam.
Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca di jalan-jalan agar selalu diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini menyebabkan terjadinya pemberontakan hebat dari kalangan Hindu. Pada 1739 M Hal ini membuat repot kerajaan Mughal terlebih disaat yang hampir bersamaan muncul pula tekanan dari Inggris.
Keruntuhan Mughal juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, dimana kemunduran politik negeri ini sangat menguntungkan bangsa-bangsa barat untuk menguasai jalur perdagangan. Persaingan diantara mereka akhirnya dimenangi oleh Inggris yang kemudian untuk memperkuat pengaruhnya, mendirikan EIC (East India Company). Dengan mendatangkan pasukan kerajaan Inggris untuk mengamankan dan mestabilkan wilayahnya.
Menyadari kekuatan Mughal semakin menurun, maka Syah Alam membuat perjanjian dengan Inggris, dimana ia menyerahkan Oudh, Bengal dan Orisa kepada inggris. Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras membuat rakyat Mughal yang muslim maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan. Akan tetapi dapat dikalahkan. Walaupun dalam serangan itu pasukan Hindu yang memulainya, akan tetapi Inggris melihat umat islam dan Bahadur Syah II, ikut campur dalam penyerangan itu. Maka sebagai hukumannya, Inggris memporak-porandakan wilayah Mughal dengan kekuatan senjatanya yang selangkah lebih maju dibandingkan pasukan Mughal dan Hindu. Masjid dan Candi menjadi sasaran penghancuran. Bahadur sendiri di usir dari istana pada 1858 M, maka sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan digantikan oleh imperialisme Inggris.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kemunduran kerajaan Mughal disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
Para pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan yakni pasca kepemimpinan Jahangir Aurangzeb.
Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elite politik.
Konflik internal kerajaan yakni perang saudara yang berkepanjangan dalam memperebutkan kekuasaan.
Konflik – konlfik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah. Pemerintah daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat
Infasi kerajaan lain.
Pemberontakan oleh masyarakat Hindu akibat ketidakadilan penguasa.
Persaingan ekonomi dengan pihak asing terutama bangsa Barat yakni Inggris.

KERAJAAN ISLAM USTMANIYAH

Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan/Zaman Kemunduran


MATERI PELAJARAN
Perkembangan Islam pada abad pertengahan/ zaman kemunduran         (1250-1800 M)
Puncak kejayaan Abbasiyah, dianggap sebagai puncak peradaban islam. Karena masa abbasiyah muncul sedemikian banyak produk budaya yang menghantarkan umat islam mencapai puncak kejayaan. Akan tetapi, pasca kehancuran abbasiyah, kondisi umat islam mengalami kemunduran dalam banyak hal. Salah satunya adalah kemunduran secara politik.
Sejarah perkembangan Islam pada dasarnya dibagi menjadi tiga periode, yaitu:
1.    Periode Klasik (650-1250 M), merupakan zaman kemajuan. Periode ini dibagi dua fase:
    • Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M).
    • Fase disintegrasi (1000-1250 M).
2.    Periode Pertengahan (1250-1800 M), terdiri dari dua fase:
    • Fase kemunduran (1250-1500 M).
    • Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M).
3.    Periode Modern (1800-sekarang), merupakan periode kebangkitan umat Islam
Pasca kehancuran abbasiyah muncul beberapa dinasti seperti Usmaniyah di Turki, Safawiyah di Persia, dan Mughal di India, dalam kurun waktu 1500-1800 M. Tiga kerajaan besar ini memiliki kejayaan masing-masing, terutama dalam bentuk literatur dan arsitek. Pada awal kemunculannya, ketiga dinasti ini memainkan peranan yang cukup signifikan dalam meraih kembali kejayaan islam.Tetapi seiring dengan perkembanagan waktu ketiganya mengalami kemunduran dan akhirnya mengalami kehancuran.
Kemajuan umat Islam di masa ini lebih banyak merupakan warisan kemajuan di masa periode klasik.Perhatian pada ilmu pengetahuan masih kurang.Tentu saja bila dibanding kemajuan yang dicapai pada masa Dinasti Abbasiyah, khususnya di bidang ilmu pengetahuan.Namun kemajuan pada masa ini terwujud setelah dunia Islam mengalami kemunduran beberapa abad lamanya.

*            Perkembangan Islam pada abad pertengahan
Perkembangan Islam pada abad pertengahan mengalami dua fase yaitu fase kemunduran dan fase kemajuan (fase tiga kerajaan besar).
1.    Fase kemunduran(1250-1500 M)
Fase ini ditandai dengan kekuasaan islam terpecah – pecah dan menjadi kerajaan yang terpisah  - pisah. Kemunduran islam pada abad pertengahan , pada  umumnya yang menjadi penyebab diantaranya adalah sebagai berikut :
Ø  Tidak menjaga dengan baik wilayah kekuasaan yang luas
Ø  Penduduknya sangat heterogen sehingga mengalami kendala dalam penyatuan
Ø  Para Penguasanya lemah dalam kepemimpinannya
Ø  Krisis ekonomi
Ø  Dekadensi moral yang tidak terkendali
Ø  Apatis dan staknasi dalam dunia Iptek
Ø  Konflik antar kerajaan islam
Terlebih lagi setelah pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil membumi hanguskan Bagdad yang merupakan pusat kebudayaan dan peradaban islam yang kaya dengan imu pengetahuan, hal ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya dipimpin oleh Khalifah Al Mu’tasim, penguasa terakhir Bani Abbas di Bagdad.
Setelah Bagdad di takhlukan Hulagu Khan  yang beragama syamanism tersebut, kekuatan politik islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa.Wilayah kekuasaannya terpecah – pecah dalam beberapa kerajaan kecil yang tidak bisa bersatu, dimana antara kerajaan yang satu dan lainnya saling memerangi. Peninggalan – peninggalan budaya dan peradaban islam hancur di tambah lagi kehancurannya setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
2.      Fase Tiga Kerajaan Besar ( 1500 – 1800 M )
A.    Proses berdirinya Kerajaan Islam Turki Usmani
Bangsa turki adalah bangsa pemberani dan mempunyai rasa disiplin yang tebal. Mereka terdiri dari beberapa macam suku bangsa. Ada yang disebut bangsa Turki Saljuk, ada yang disebut Turki Usmani. Turki Saljuk telah berkembang berhasil menguasai Baghdad, sayang akhirnya lenyap dihancurkan oleh pasukan Mongol. Kemudian timbullah Turki Usmani yang berhasil berkembang luas, dan yang sekarang kita sebut bangsa Turki .
Jalan perkembangan bangsa Turki Usmani dapat kita ikuti sebagai berikut:
1.      Kabilah Ughuz
Kabilah itulah yang menurunkan bangsa Turki Usmani. Mereka berasal dari daerah sebelah utara Tiongkok  kemudian pindah ke daerah Turkistan hingga zaman abad ke XIII masehi karena terdesak bangsa Mongol.
2.      Sulaiman
Pada waktu terjadi penyerbuan dari bangsa Mongol yang dipimpin  jenghis Khan ke wilayah Turki Usmani , kemudian mereka pindah ke tempat lain di bawah pimpinan Sulaiman. Tetapi malang nasib pemimpin itu sewaktu menyeberangi sungai Efrat tenggelamlah dia sampai mati. Kemudian pimpinan diganti oleh puteranya yang bernama Erthaghrol (1227- 1279)
3.      Erthaghrol
Dalam pengembangan itu Erthaghrol menjumpai pasukan yang sedang bertempur di dekat Angora yaitu antara pasukan Turki Bani Saljuk melawan pasukan Mongol. Waktu itu Erthaghrol segera menggabungkan diri pada pasukan Bani Saljuk untuk menggempur pasukan Mongol. Berkat pertolongan Erthaghrol itu pasukan Bani Saljuk mendapat kemenangan. Atas jasanya itu Erthagrhrol mendapat hadiah dari Sultan Alaudin sebuah daerah di dekat Broessa. Setelah Erthaghrol mati diganti oleh puteranya yang bernama Usman (1294).
4.      Sultan Alaudin dari Bani Saljuk
Kerajaan Turki Saljuk itu dibawah pimpinan Sultan Alaudin yang berpusat di Timur Tengah dan Anatolia (daerah Republik Turki sekarang). Mereka berhasil menguasai daerah Ahasiyah di bagian Barat. Dia sering juga mengadakan penyerbuan ke daerah Byzantium yang mendapat bantuan dari Usman dan ternyata menang. Oleh sebab itu Usman mendapat anugerah pangkat Amir dari Alaudin.
5.      Penyerbuan Pasukan Mongol
Pada tahun 1300 M Bani Saljuk mendapat serbuan dari pasukan Mongol, pada saat itulah Sultan Alaudin wafat. Kerajaan Turki semakin kacau, terpecah-belah menjadi beberapa Amirat. Sedang Amir Usman sendiri pada daerahnya yang merdeka di daerah Timur Konstantinopel.

B.     Perkembangan Islam Kerajaan Islam Turki Usmani
1.      Usman Pendiri Kesultanan Turki Usmani
a.       Setelah Sultan Alaudin wafat, Usman putera Erthaghrol berhasil mendirikan Kerajaan yang diberi nama “Turki Usmani”.
b.      Kerajan Turki Usmani itu didirikan pada tahun 1290 M  yang menjadi raja pertama ialah Usmani. Daerah hanya sekitar kota Broessa. Pada waktu yang singkat, dia berhasil merebut kota Broessa kemudian dijadikan ibu kotanya ( 1317)
c.       Masa pemerintahan Usman yaitu (1290- 1326 M). Setelah waktu dia diganti dengan puteranya yang yang bernama Urkhan. Beliau menyerbu Byazantium.

Ø  Keadaan Kerajaan Byzantium
Kerajaan Byzantium itu merupakan kerajaan Kristen Ortodok Yunani, berpusat di Konstantinopel yang pengaruhnya dihadapkan dunia Timur Mulai abad ke VII Kerajaan besar itu berangsur-angsur menjadi lemah.
Sebab-sebab kelemahan Byzantium dari luar.
a.       Sejak zaman Kholifah Abu Bakar Ash Shidiq (632 M) wilayah kerajaan Byzantium satu persatu mulai jatuh ke dalam kekuasan Islam. Seperti: Syria, Palestina, Mesir dan lain-lain.
b.      Penaklukan-penaklukan dari kerajaan Turki Saljuk terhadap daerah Byzantium seperti di Asia Kecil.
c.       Serbuan-serbuan dari Kerajaan Turki Usmani yang berhasil menduduki daerah-daerah Byzantium di Balkan.
d.      Perampokan-perampokan dari bangsa Slavia dan Bulgaria terhadap daerah- daerah Byzantium di Balkan.

Ø  Sebab-sebab Keruntuhan Byzantium di Balkan
a.       Kekeruhan dibidang pemerintahan akibat dari adanya korupsi uang suap, fitnah dan penghianatan.
b.      Timbulnya bahaya wabah yang mengancam kehidupan penduduk, karena kurangya perhatian terhadap kesehatan masyarakat.
Sekalipun pada masa itu ada usaha-usaha keinginan menciptakan kesadaran antara kekuasaan kerajaan Orthodox Yunani dengan Kerajaan Romawi Katholik di Roma untuk menghadapi serbuan-serbuan dari luar. Tetapi usaha itu tidak mendapat hasil seperti apa yang diharapkan.

2.         Sultan URKHAN (1326- 1360 M)
1.         Usaha dalam negeri
a.          Membentuk pasukan baru (Yanissaris) yang dibentuk tahun 1330 M dibawah pimpinan Menteri Pertahanan Alaudin. Pasukan tersebut terdiri dari pemuda-pemuda Islam, pemuda Kristen dan pemuda Yahudi yang hidup di dalam asrama dengan pendidikan pokok berjiwa kesatuan kebangsaan Turki Usmani dan berjiwa agama Islam. Dengan kekuatan pasukan Yanissaris yang pilihan itu Urkhan mengadakan penyerbuan-penyerbuan yang selalu mendapatkan kemenangan.
b.         Menyusun undang-undang dasar pemerintahan yang baru.
c.          Mendirikan pabrik mata uang.
2.         Usahanya luar negeri
a.          Melakukan penyerbuan-penyerbuan ke wilayah Byzantium di Asia dan berhasil menduduki kota Necomedia, Nicia dan kota-kota di daerah Asia Kecil.
b.         Menyerbu ke wilayah Byzantium di Eropa yang berhasil menduduki semenanjung Gallepoli (Yunani). Sehingga waktu itu Byzantium tinggal memiliki beberapa kota di pesisir.




3.         Sultan MURAD I (1360- 1389 M)
1.         Usaha dalam negeri
  Mengadakan konsolidasi dan stabilisasi dalam negeri dengan menundukkan daerah-daerah Turki. Saljuk di Asia Kecil di Angora yang kemudian dimasukkan pada daerah Turki Usmani
2.         Usaha luar negeri
a.       Mengadakan penyerbuan ke Eropa yang berhasil menaklukkan daerah Valasche, daerah Rumeliadam kota Adrianopel.
b.      Setelah Murad I menduduki  Adrianopel, kota tersebut dijadikan ibu kota kerajaan Turki Usmani (1336 M). Mulai saat itulah berdirinya kerajaan Islam Turki Usmani di bumi Eropa Timur, dan pada zaman itu berdirilah dua kerajaan besar Islam di Eropa satu di Balkan yang satunya di Spanyol.

Ø  Arti penaklukkan Murad I di Eropa Timur
a.       Merupakan pengepungan total atas kerajaan Byzantium, dan terisolasinya daerah itu dari kerajaan Eropa yang lain.
b.      Suatu ancaman langsung terhadap Eropa yang sangat dikhawatirkan mereka bila kekuasaan Kerajaan Islam Turki Usmani dapat bertemu dengan kekusaan Islam di Eropa berbentuk bulan sabit yang mengancam benua Eropa.

Ø  Akibat perpindahan ibu kota ke Adrianopel
a.       Murad I dengan mudah menaklukkan daerah Eropa Timur (Balkan), yaitu: Kerajaan Servia, Bulgaria dan dapat mengalahkan pasukan Slavia di Kassavo.
b.      Menjadikan timbulnya keinsyafan musuh-musuh Murad I bentuk persatuan Kerajaan-kerajaan di daerah Balkan untuk menghalau musuh Turki Usmani dari bumi Eropa Timur.

4.         SULTAN BAYAZID I (1389-1402)
Murad I wafat disergap seorang pasukan Slavia di Kassavo, kemudian diganti puteranya yang bernama Biyazid I. Dia itu oleh rakyatnya digelari “Yaldrum”: artinya petir, sebab gerak cepat dan tangkas dalam medan perang.
1.         Usaha dalam negeri
Membentuk kader-kader pemuda yang terdidik baik, kemudian diserahi tugas penting dalam bidang militer dan bidang pemerintahan. Biyazid terus meluaskan daerahnya menaklukkan Saloniki dan Semenanjung Morea.
2.         Usaha luar negeri
a.       Biyazid berhasil menaklukkan pasukan gabungan Slavia dan Hongaria dibawah raja Sigismund dalam pertempuran di Nicopolis (1396 M).
b.      Raja Biyazid juga menyiapkan pasukan untuk menggempur kerajaan Servia, Bulgaria dan Rumania, serta menyiapkan pasukan untuk menyerang Byzantium. Tetapi maksud tersebut terhalang oleh datangnya serbuan dari tentara Timur Lenkh di Angora (1402 M). oleh karena itu pasukan Bizayid I diarahkan ke Angora.

Ø  Akibat penyerbuan bangsa mongol (Timur Lenkh)
Dalam usaha menangkis serbuan dari pasukan Timur Lenkh itu Biyazid I menderita kekalahan di Angora, dan dia sendiri tertangkap yang kemudian ditawan dalam kurungan besi. Dan akhirnya setelah selama 8 bulan dalam tawaran itu Biyazid I wafat karena kesal dan sedih hatinya (1402).
Ø  Peristiwa tersebut diatas berakibat
a.       Amir-amir daerah Turki di Asia melepaskan diri dari pusat kerajaan Turki Usmani.
b.      Putera-putera Biyazid I juga saling berebut kekuasan. Keadaan seperti tersebut diatas itu berlarut-larut hingga ± tahun 1403 M. Yaitu setelah Kerajaan di pegang oleh Muhammad ke I ( pengganti Biyazid I )

5.    SULTAN MURAD II (1421- 451 M)
  1. Serbuan dari raja-raja Eropa
a.       Pertempuran di dekat Belgrado (1442 M). Disana pasukan Turki bertempur melawan pasukan gabungan  (Serbia, Bulgaria, Bosnia, Albania, Rumania dan Hungaria ) di bawah pimpinan raja Hunyody dari Hongaria. Dalam pertempuran itu pasukan Turki kalah.
b.      Dalam tahun 1443 M terjadi pertempuran lagi anatara pasukan Turki melawan pasukan gabungan tersebut di tambah pasukan Salib. Kali itu pun pasukan Turki menderita kekalahan lagi.
  1. Perjanjian Szegedin tahun 1444 M ( di Hongaria )
Adanya kekalahan Turki itu terus diadakan perjanjian Szegedin yang isinya :
a.       Serbia mendapat kemerdekaannya kembali.
b.      Rumania bergabung dengan Hongaria.
c.       Peperangan dihentikan selama 10 tahun.
Perjanjian tersebut di tanda tangani dibawah sumpah kitab suci Al quran dan Injil.
  1. Pertempuran berkobar kembali
Setelah perjanjian ditandatangani Murad II merasa sudah aman. Kemudian ia ingin hidup sebagai orang shalih di tempat yang sunyi (ia seorang ahli Tasawuf).
Mulai saat itu kerajaan diserahkan kepada puteranya masih kecil Muhammad II namanya. Dalam keadaan yang demikian pasukan gabungan yang dipimpin oleh Hunyody dahulu itu mengingkari janjinya, sekali lagi mengadakan penyerbuan mendadak ke wilayah Turki sampai pesisir Laut Hitam.
Murad II mendengar tindakan pengkhianatan pejanjian itu kemudian turun dari tempat ketafakuran itu, terus memanggul senjata dengan di kawal 40 ribu pasukan menyerbu Hongaria, dengan mendapat kemenangan yang gemilang.
Hasil dari pembalasan Murad II itu, Servia dan Bosnia kembali menjadi kekuasaan Turki Usmani (1451 M). Mulai saat itu kekuasaan Turki di Balkan tegak kembali.

6.      SULTAN MUHAMMAD II AL- FATIH (1451-1481 M)
Sultan Muhammad II memusatkan usahanya untuk menaklukkan kerajaan Byzantium yang berpusat di Konstantinopel.
Keadaan Konstantinopel
a.       Kota tersebut di sebelah selatan dilindungi laut Marmora dan di sebelah utara dilindungi pelabuahan Tanduk emas. Kecuali itu Konstantinopel diperbentengi pagar yang berlapis-lapis dan berbentengkan parit yang dalam dan lebar.
b.      Setelah tampak jelas akan adanya penyerbuan dari pasukan Turki, Byzantium minta bantuan kepada Paus, tetapi permintaan bantuan itu tidak berhasil.

  1. Penyerbuan Muhammad II ke Byzantium (1453 M)
a.       Dengan kekuatan pasukan 250 ribu orang, pasukan Muhammad II menyerbu Byzantium dari arah barat (Balkan). Sedang di bagian Timur (di Selat Borporus) dijaga armada Turki untuk mengahalangi bantuan yang ditunjukkan pada Konstantinopel.
b.      Konstantinopel dikepung pasukan Turki selama 53 hari, sehingga mereka kehabisan perbekalan perang dalam dalam mempertahankan  serangan dari Turki itu.
c.       Tanggal 28 mei 1453 M pasukan Turki serentak menyerbu ke dalam kota. Kaisar konstantin Palaelogus mempertahankan mati-matian. Namun demikian Byzantium akhirnya kalah dan Kaisar tersebut mati dalam membela negaranya itu sebagai Ksatria.
  1. Tindakan terhadap daerah takluk Byzantium
a.       Setelah Byzantium takluk Sultan Muhammad II menuju Gereja Aya Shafia untuk shalat mengucap syukur kepada Allah atas anugerah-Nya. Yang kemudian gereja tersebut dijadikan Masjid Raya oleh Sultan. Sejak itu Muhammad II bergelar “Muhamad Al Fatih”.
b.      Kota Konstantinopel dijadikan ibu kota Kesultanan Turki Usmani dan diganti nama “Istambul” (=Tahta – Islam).
c.       Memberi kemerdekaan yang seluas-luasnya bagi pemeluk agama Kristen dan para penganut mazhabnya.
  1. Arti jatuhnya Konstantinopel bagi Sejarah Dunia
a.       Konstantinopel jatuh berarti tenggelamnya kerajaan Byzantium (Romawi Timur), lawan terbesar dari kerajaan-kerajaan Islam.
b.      Konstantinopel jatuh berarti hilangnya kekuatan yang membendung Islam untuk meluaskan daerah ke Eropa.
c.       Konstantinopel merupakan pusat ilmu pengetahuan Yunani Kuno Orthodox Yunani. Maka dengan jatuhnya kota tersebut banyak para ahli ilmu pengetahuan Yunani melarikan diri ke Itali hingga menjadi salah satu sebab dari timbulnya Renaissance di Eropa.
d.      Menjadikan pindahnya pusat agama Katolik Yunani ke Moskow. Hal ini pada hakekatnya merupakan pangkal permulaan pemisahan antara Eropa Barat (Room-Katolik) yang hingga sekarang ini menjadi blok Eropa Barat dan blok Eropa Timur yang berlainan (Kapitalisme dan Komunisme).
e.       Konstantinopel yang merupakan pelabuhan transito dalam perdagangan antara Asia – Eropa. Hubungan dagang Asia – Eropa putus, karena Konstantinopel jatuh maka bangsa Barat terpaksa mencari jalan laut ke Asia (oleh Vasco da Gama, Bartolomeus Diaz, Cristop Colombus).
f.       Konstantinopel jatuh berarti membuka jalan bangsa Turki Usmani ke Eropa. Pasukan Turki menyerbu ke Eropa yang kedua kalinya dan mendapat perlawanan yang ulet sekali dari Venesia (pedagang kaya), dan perlawanan dari Hamburg. (a.l. Karel V). Ketika itu  telah merupakan kerajaan dunia yang sangat ditakuti.

BANGUNAN AYA SOFIA
Bangunan kuno peninggalan Kekaisaran Romawi Timur. Bangunan ini dikenal dengan nama Aya Sofia, terletak di tengah-tengah kota Constantinopel semula sebagai bangunan gereja, kemudian menjadi masjid dan terakhir menjadi museum. Constantinopel sebelumnya bernama Byzantium Constantinne Agung (280-337), kaisar Romawi mengganti nama kota itu menjadi Constantinopel, sesuai dengan namanya sendiri. Sekarang ini kota Constantinopel bernama Istanbul, sebuah kota penting di Turki. 
Sebagai gereja umat Kristen Timur Aya Sofia dibangun oleh Constantinus, putra Kaisar Constantine Agung, pada mulanya berupa basilika yang ditahbiskan tahun 360. Pada masa kaisar Justinianus (527-565), Aya Sofia  yang melambangkan kejayaan kekaisaran Romawi Timur diresmikan pada tanggal 7 Mei 558. Pemugaran besar-besaran dikerjakan pada awal abad ke-14.
Ketika Constantinopel jatuh ke tangan tentara Islam di bawah pimpinan Sultan Muhammad II (Muhammad al-Fatih, memerintah tahun 1444-1446 dan 1451-1481) pada tanggal 27 Mei 1453, nama kota itu diganti menjadi Istanbul dan dijadikan ibu kota Daulah Turki Usmani. Begitu Constantinopel dapat direbut dan Gereja Aya Sofia dikuasai, Sultan Muhammad al-Fatih mengumandangkan takbir dan melakukan sholat.
Sejak saat itu Gereja Aya Sofia dijadikan masjid yang kemudian terkenal dengan nama masjid Aya Sofia.  Setelah hampir lima abad dijadikan masjid, penguasa baru Turki, Mustafa Kemal Ataturk, menjadikan masjid Aya Sofia sebagai museum di bawah pengawasan pemerintah. Bangunan Aya Sofia masih tegak berdiri sampai sekarang.
Keistimewaan bangunan Aya Sofia terletak pada bentuk bangunan kubahnya yang besar dan tinggi, ukuran tengahnya 30 meter, tingginya dari fundamen 54 m, interiornya dihiasi dengan mozaik dan fresco, tiang-tiangnya terbuat dari pualam berwarna-warni dan dindingnya dihiasi dengan berbagi ukiran. (Sumber : Menjelajahi Peradaban Islam oleh Achmadi Wahid, dkk, 2006,  hal 99)

7.      Sultan Sulaiman Al-Qonuni (1520-1566)

Turki mencapai puncak kemegahannya dibawah pemerintah Sultan Sulaiman I (1520-1566). Sulaiman berhasil menundukkan Irak, Belgrado, Pulau Rodhes, Tunis, Budapest, dan Yaman. Dengan demikian, luas wilayah Turki usmani pada masa Sultan Sulaiman al-Qanuni mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika; Bulgaria,Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria,dan Rumania di Eropa.
Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab undang-undang(qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang amat berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.
Pada masa Sulaiman ini di kota-kota besar dan kota-kota lainnya banyak dibangun masjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, villa, dan pemandian umum. Disebutkan bahwa buah dari bangunan itu dibangun di bawah koordinator Sinan,seorang arsitek asal Anatolia.
Kerajaan Turki yang megah itu mulai menurun di zaman pemerintahan Sultan Murad III (1574-1595 M). Kemudian Turki mengalami kemunduran  lagi hingga abad XIX.

C.          Kemajuan – kemajuan yang dicapai Turki Usmani antara lain sebagai berikut :
1.      Bidang kemiliteran dan pemerintahan.
Para pemimpin kerajaan Usmani, pada masa – masa pertama adalah orang – orang yang kuat sehingga kerajaan ini dapat melakukan ekspansi wilayah dengan cepat dan luas, seperti Persia, Syiria, Eropa dan asia kecil.Pada masa itu kekuatan militer kerajaan mulai di organisasi dengan baik dan teratur ketika terjadi kontak senjata dengan eropa.Pasukan tempur yang besar sudah terorganisasi. Sehingga pengorganisasian yang baik , taktik dan strategi tempur militer Usmani berlangsung tanpa halangan berarti.
Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium.Untuk pertama kalinya Kerajaan Usmani mulai mengorganisasi taktik, strategitempur dan kekuatan militer dengan baik dan teratur.Sejak kepemimpinan Ertoghulsampai Orkhan adalah masa pembentukan kekuatan militer.Perang dengan Bizantiummerupakan awal didirikannya pusat pendidikan dan pelatihan militer, sehinggaterbentuklah kesatuan militer yang disebut denganJenissari atau Inkisyariah.Selain itu kerajaan Usmani membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur.
Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Di bawahnya terdapat beberapa bupati. Untukmengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I dibuatlah UU yang diberi nama Multaqa Al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmanisampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasanya ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.

2.      Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Dalam bidang Ilmu PengetahuanTurki Usmanimendirikan madrasah-madrasah yang didalamnya  diajarkan tata bahasa arab(nahwu dan sharaf), ilmu kalam ( Teologi), retorika, Geometri, dan ilmu – ilmu yang lain.
Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan
diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia
mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana rajaraja.Dan ajarantentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf diambildari Arab.

3.      Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan
sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri
sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh
karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki
Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan beliau mempunyai
wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang terjadi dalam
masyarakat.

4.      Bidang seni dan bangunan
Salah seorang penyair diwan yang terkenal adalah Muhammad Esat Efendi yang dikenal dengan Galip Dede (Syah Galib). Adapun dibidang pengembangan seni arsitektur Islam, pengaruh Turki sangat dominan, misalnya bangunan – bangunan masjid yang indah, seperti masjid Al-Muhammadi atau masjid Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid Agung Sultan Sulaiman dan masjid Aya Sophia yang berasal dari sebuah gereja.
Pada masa Sultan Sulaiman dikota-kota besar banyak dibangun masjid, rumah sakit, gedung, jembatan, saluran air, villa, dan pemandian umum. Disebutkan bahwa 235 buah dari bangunan itu dibangun dibawah koordinator Sinan, seorang arsitek dari Anatolia.

Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh para penguasanya, antara lain:
1.         Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
2.         Mereka memiliki kekuatan militer yang besar.
3.         Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada pada tititk temu antara Asia dan Eropa
4.         Keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olahpara penguasaTurki Usmani sangatlah baik
5.         Terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan danmempertahankan kerajaan Turki Usmani.